Berita Sinar Mas
Pengabdian Masyarakat, Dosen Faperta UIR Tebar 6.000 Benih Ikan di Sungai Mandau

Sejumlah dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Islam Riau (UIR) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau. Kegiatan ditandai dengan penebaran 6.000 benih ikan baung dan selais di Sungai Mandau dan penanaman 400 tanaman yang terdiri dari berbagai jenis tanaman buah di kawasan Kampung Muara Kelantan, Sungai Mandau. Kegiatan yang digelar, Rabu 15 Mei 2024 tersebut disambut meriah oleh masyarakat setempat dan unsur pemerintahan Kecamatan Sungai Mandau dan Pemerintah Kabupaten Siak. Dari kalangan dosen tampak hadir antara lain Dr. Ir. H. Rosyadi, M.Si selaku Ketua Tim yang juga Kepalat Pusat Kajian LH UIR. Selain itu ada pula, Dr. Ir. Agusnimar, M.Sc, Ir. T. Iskandar Johan,M.Si, Mohammad Hasby, S.Pi, M.Si, Hajry Arief Wahyudy, SP, MMA, Khairizal SP, MMA, Nursyamsul Kustiawan, S.Pi,M.Si, Abdul Fatah Rusadi, S.Pi M,Si dan Khairul Hadi, S.Pi. Kepala Balai Pelatihan Pengembangan Masyarakat PT Arara Abadi, Dedy yang menjadi mitra kerjasama Faperta UIR dan perwakilan mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang berkelanjutan antara Faperta UIR dan BPPM PT Arara Abadi. “Kerjasama dengan Faperta UIR ini diawali atas inisiatif dari Bapak Rosyadi yang waktu itu menjabat Dekan Faperta UIR, di mana waktu itu mahasiswa Faperta UIR melakukan magang di BPPM,” terang Dedy. Dipilihnya dua jenis ikan ini kata Rosyadi, karena dua jenis ikan ini merupakan jenis ikan lokal dan bernilai ekonomis tinggi dan tidak akan menganggu jenis ikan lain yang berada di habitat Sungai Mandau.

Riau Karya


Energi
Prabowo Janji Agresif Pacu Biodiesel, Hemat Impor Solar Rp320 T

Presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto mengatakan Indonesia bakal makin memacu produksi solar dari minyak kelapa sawit alias biodiesel dalam masa pemerintahannya, demi menekan nilai impor dan mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Dalam kaitan itu, dia juga menyoroti nilai impor solar Indonesia menembus US$20 miliar atau setara dengan Rp320,5 triliun (asumsi kurs Rp16.025) per tahun. “Kami ingin memproduksi solar dari minyak sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat kuat. Anda tahu? Kami mengimpor US$20 miliar setiap tahun untuk minyak solar. Jadi, bisakah Anda bayangkan penghematan yang akan kita dapatkan ketika kita beralih ke biofuel?,” ujar Prabowo kepada Bloomberg dalam Qatar Economic Forum 2024, dikutip Kamis (16/5/2024). Prabowo menilai penghematan yang berasal dari produksi biodiesel di dalam negeri bakal menjadi salah satu strategi untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan sebesar 8% pada 2—3 tahun pertama masa pemerintahannya. Adapun, program tersebut juga bakal berjalan seiring dengan upaya Prabowo untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Di sisi lain, kalangan pengusaha menilai program biodiesel B50 atau bauran Solar dengan 50% bahan bakar nabati, akan menggerus ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan produk turunannya. Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), berkaca dari program mandatori B30 yang ditingkatkan menjadi B35 untuk digunakan masyarakat luas, ekspor CPO makin tergerus lantaran permintaan untuk biodiesel perlahan menggeser serapan untuk pangan maupun pasar ekspor. "Kalau terjadi kekurangan pasokan [CPO], maka akan terjadi kenaikan harga [minyak nabati] di dunia. Harga di dunia naik termasuk minyak kelapa sawit, harga dalam negeri juga naik. Jangan sampai kebijakan [kenaikan mandatori biodiesel] ini tidak kondusif lagi [bagi industri CPO Indonesia]," sambungnya.

Bloomberg Technoz